Tanaman Obat

PETUNJUK PEMANFAATAN TANAMAN OBAT 

Ada beberapa petunjuk umum yang dapat dipakai sebagai panduan dalam memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat. Petunjuk-petunjuk tersebut antara lain yaitu : 

1.  Petunjuk Identifikasi Tanaman Obat 
      Bahan tanaman yang akan digunakan sebagai obat, harus berasal dari jenis tanaman yang memiliki efek farmakologi tertentu yang sesuai dengan jenis penyakit yang akan disembuhkan. Hal ini perlu diperhatikan dengan serius, karena apabila terjadi kesalahan dalam memilih dan menggunakan tanaman akibatnya akan berdampak negatif. 
      Perhatikar.lah ciri-ciri tanaman obat yang akan dimanfaatkan tersebut dengan teliti. Hal ini perlu diperhatikan, karena banyak tanaman obat yang memiliki ciri khas yang mirip, namun mempunyai khasiat yang berbeda.
      Selain harus mengenali jenis-jenis tanaman dengan ciri fisiknya, perlu pula memperhatikan sifat dan cita rasa herba tersebut. Di dalam traditional Chinese pharmacology, ada 4 macam sifat dan 5 macam cita rasa dari tanaman obat, yang merupakan salah satu bagian dari cara pengobatan tradisional dari timur.
      Empat macam sifat dari tanaman obat yaitu : dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tanaman obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan pada sindrom dingin. Misalnya takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat, nadi lambat, dan Iain-lain. Sifat sejuk dan dingin digunakan untuk pengobatan pada sindrom panas. Misalnya, demam, rasa haus, kencing berwarna kuning tua, lidah merah, denyut nadi cepat, dan sebagainya. 
       Lima macam cita rasa dari tanaman obat yaitu ; pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa dapat digunakan untuk tujuan tertentu karena, selain berhubungan dengan organ tubuh juga mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. Rasa pedas misalnya, mempunyai sifat penyegar dan merangsang. Rasa manis mempunyai kegunaan menguatkan (tonic effect) dan menyejukkan. Rasa Asam sifatnya pengelat dan mengawetkan. Rasa pahit untuk menghilangkan panas dan lembab. Adapun rasa asin sifatnya melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada pustaka yang menambahkan cita rasa yang ke enam yakni tanpa rasa atau tawar (bland tasting) yang bersifat meluruhkan kencing (diuretik).
      Mengingat hampir setiap jenis tanaman obat memiliki beberapa.kesamaan fisik seperti warna, bentuk, maupun corak vegetasinya, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat memilih jenis tanaman obat tersebut diantaranya :
a.    Gunakan nama ilmiah (nama latin) pada saat mengindentifikasi jenis-jenis tanaman,
b.   Gunakan foto berwama untuk membantu mengidentifikasi jenis tanaman obat yang ada. (cara ini kurang akurat dan banyak menimbulkan kesalahan). 

2.  Petunjuk Pemanenan Tanaman Obat
Untuk mendapatkan bahan tanaman obat yang baik, maka proses pemanenan harus dilakukan sesuai dengan petunjuk dan metode pemanenan yang baik dan besar pula. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan pemanenan diantaranya adalah waktu panen dan cara panen.
Waktu panen yang terbaik adalah pada musim kemarau, hal ini dimaksudkan agar mempermudah pelaksanaan pengeringan dengan menggunakan bantuan sinar matahari.
Berikut ini ada beberapa pedoman yang dapat dipakai sewaktu memanen tanaman obat.
  1. Daun : Pemanenan daun sebaiknya diambil dari lembar daun yang telah dewasa yaitu ditandai dengan perubahan warna yaitu dari wama hijau muda menjadi hijau tua, atau daun yang berada pada pertengahan ranting tanaman (bukan pada pucuk atau pangkal ranting tanaman). 
  2. Bunga : Pemanenan bunga dilakukan sebaiknya pada saat kuntum bunga dalam keadaan mekar dengan sempurna. 
  3. Buah : Pemanenan buah dilakukan pada saat buah dalam keadaan tua dan masak sempurna, yakni secara umum ditandai dengan adanya perubahan warna dari hijau muda menjadi kuning kemerahan atau kuning cerah. 
  4. Biji : Pemanenan biji diambil dari buah yang telah masak sempurna. 
  5. Dan berasal dari buah yang tidak terserang hama dan penyakit.
  6. Akar : Pemanenan akar scbaiknya diambil dari bagian pangkal dan bagiann tengah dari akar tanaman.
3. Petunjuk Pcngclolaan Hasil Panen
a.   Pencucian 
   Pencucian biasanya dilakukan pada saat tanaman baru saja di panen. Langkah pencucian ini dimaksudkan untuk membersihkan bagian-bagian tanaman dari kotoran, bakteri maupun jamur. Selama melakukan pencucian, diupayakan menggunakan air yang mengalir.
b.   Pengeringan
Pengeringan bagian-bagian tanaman yang telah di panen dimaksudkan untuk mengurangi kadar air di dalam bagian tanaman sehingga simplisia tanaman dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama dan terhindar dari jamur, cendawan atau bakteri.
Untuk mengeringkan bagian-bagian tanaman yang berukuran besar, maka upaya yang dilakukan adalah dengan memotong-motong bagian tanaman tersebut menjadi lebih kecil sehingga proses pengeringan yang dilakukan mencapai hasil yang baik.
Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk melakukan pengeringan bagian tanaman yang telah di panen diantaranya yaitu :
a.  Pengeringan dengan menggunakan bantuan sinar matahari. Metode pengeringan ini dapat dilakukan pada saat matahari bersinar penuh yakni mulai dari jam 08:30 sampai jam 16:00. Perlu diperhatikan pula bahwa pengeringan dengan menggunakan sinar matahari ini dilakukan sampai bagian tanaman yang di jemur benar-benar kering dengan kandungan kadar air yang tersisa di bagian tanaman tersebut kurang lebih sepuluh persen. Metode ini dinilai cukup ekonomis, namun kurang efektif karena selalu dipengaruhi dengan keadaan cuaca setempat.
b.   Pengeringan dengan menggunakan Oven. Metode pengeringan ini dinilai sangat efektif dan sangat efisien, karena selama melakukan pengeringan tidak dipengaruhi dengan keadaan cuaca setempat. Namun yang harus diperhatikan selama melakukan pengovenan tanaman, adalah derajat panas yang dihasilkan oleh oven pengering tersebut, serta lamanya waktu yang dibutuhkan pada saat pengeringan. Hal ini perlu diperhatikan agar simplisia tanaman yang di keringkan diperoleh hasil yang ideal dan tidak mengalami hangus pada bagian-bagian tanaman yang sedang di oven tersebut.
c.     Selain kedua metode di atas, maka pengeringan simplisia tanaman dapat dilakukan dengan cara mengangin-anginkan sampai diperoleh hasil yang maksimal. Metode pengeringan ini biasanya dilakukan pada saat cuaca setempat mengalami musim penghujan.
           4. Petunjuk Merebus Tanaman Obat  
     Dalam merebus tanamar. obat harus rnemperhatikan bcberapa hat sebagai berikut:
a.  Wadah yang digunakan untuk merebus tanaman obat sebaiknya wadah yang terbuat dari panci keramik, kendi, panci porselen. panci kaca dan panci email.
b.   Waktu merebus tanaman obat sebaiknya menggunakan air yang steril dan tidak tercemar oleh kuman dan jamur.
c. Di saat mencuci simplisia untuk direbus, sebaiknya menggunakan air yang mengalir, hal ini dimaksudkan agar air sisa cucian terbuang dan tidak tercampur dengan air yang bersih.
d.  Sebaiknya api yang digunakan dalam merebus adalah api yang mudah untuk diatur volumenya. Bila telah mendidih, biarkan selama lima menit, kemudian api dikecilkan sampai beberapa menit hingga air rebusan tersisa sesuai kebutuhan.
e.  Untuk bahan tanaman yang berukuran besar, sebaiknya di potong potong terlebih dahulu dan kemudian direbus.
Dalam praktek merebus tanaman obat dapat kita lakukan dengan 2 Cara yaitu :
 1.   Cara Pertama.
Bahan-bahan obat yang telah disiapkan, dimasukan kedalam wadah untuk kemudian direbus. Tambahkan air bersih sampai semua ramuan terendam seluruhnya dan permukaan air kira-kira 30 mm diatas bahan ramuan. Perebusan tanaman obat dimulai ketika air telah meresap kedalam bahan ramuan obat. Gunakan api besar pada saat permulaan merebus sampai airnya mendidih. Selanjutnya api dikecilkan untuk mencegah air rebusan meluap atau cepat kering. Tanaman Obat yang mengandung racun direbus dengan api kecil dalam waktu yang lama, hal ini diniaksudkan untuk mengurangi kadar racunnya.
2.   Cara Kedua
Perebusan dengan cara yang kedua ini berbeda dengan cara sebelumnya. Pada cara yang kedua ini menuntut perlakuan khusus, misalnya dalam perebusan bahan-bahan tanaman obat yang memiliki sifat yang berbeda. Cara merebusnya yaitu tidak bersamaan, dengan kata lain, pada saat-merebus bahan bahan obat tersebut ada sebagian bahan tanaman yang direbus terlebih dahulu dan kemudian ada pula bahan-bahan tanaman obat yang direbus paling akhir.
a.   Bahan Obat yang direbus paling awal, adalah jenis bahan ramuan yang berukuran besar dan keras serta sukar untuk dibuat ekstrak.
b.   Untuk memudahkan penguraian zat-zat kimia yang ada pada tanaman saat direbus, maka bahan ramuan obat yang berukuran besar sebaiknya di haluskan terlebih dahulu dan kemudian direbus kira-kira 10 menit sebelum mcnambahkan bahan tanaman obat yang lainnya.
c.   Untuk ramuan obat yang mengandung bahan menguap atau bahan aktif yang mudah tcrurai scpcrti peppermint dan akar Costus, maka bahan tersebut dimasukkan paling akhir, kira-kira 4 sampai 5 menit menjelang berakhirnya proses perebusan. Begitu juga ramuan obat yang mengandung bahan pewangi, sebaiknya direbus paling akhir sebelum proses perebusan berahir, atau bahan-bahan pewangi tersebut digiling menjadi bubuk kemudian dimasukkan ke dalam gelas dan diseduh dengan air ramuan obat yang lain.
d.  Bahan obat seperti Plantain Seed dan Inula Flower harus dibungkus terlebih dahulu dengan kain sebelum direbus. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya warna yang keruh pada air rebusan.
e.   Untuk beberapa macam bahan obat yang yang menimbulkan efek lengket dan kental saat di rebus, maka dalam merebus bahan obat tersebut sebaiknya tidak digabungkan dengan bahan obat lainnya karena efek kental dan lengkct yang di hasilkan oleh jer.is bahan obat sepcrti ini akan menghambat bahan obat lainnya dalam melepaskan zat-zat kimia alamiah disaat proses perebusan berlangsung.
5.   Petunjuk Tentang Waktu Dan Cara Meminum Obat Herba
Obat herba memiliki spesifikasi yang unik yakni bukan hanya dari cara membuatnya, namun cara mengkonsumsi obat herba tersebut juga memiliki cara yang spesifik. Hal ini dapat dilihat dari berbagai ketentuan yang harus dilakukan bagi siapa saja yang mengkonsumsi obat-obat herbal dimaksud. Seperti contoh misalnya ada beberapa jenis obat herba yang harus diminum sebelum makan dan ada pula beberapa jenis obat herba yang diminum setelah makan. Selain itu ada beberapa jenis obat herba yang harus diminum dalam keadaan hangat dan adapula dari jenis jenis tertentu harus diminum dalam keadaan dingin. Jika hal-hal tersebut tidak dilaksanakan scbagaimana yang dianjurkan, maka basil yang diharapkan selama menjalankan pengobatan kemungkinan besar tidak akan tercapai.
a.   Pctunjuk Waktu Mcminum Obat Herba
Berikut ini ada beberapa pedoman untuk menentukan waktu yang tepat saat meminum obat herba. yaitu :
  1. Secara umum, waktu meminum obat adalah satu jam sebelum makan. 
  2. Untuk jenis obat herba yang merangsang lambung, maka waktu mcminumnya adalah satu jam setelah makan. 
  3. Untuk jenis obat herba yang berkhasiat tonik, maka dapat diminum sewaktu perut dalam keadaan kosong.
  4. Untuk jenis obat herba yang berhasiat sebagai pcnenang maka sebaiknya diminum menjelang tidur.
b.  Petunjuk Cara Meminum Obat herba
Ada beberapa cara yang dapat dipakai sebagai pedoman disaat mengkonstunsi obat herba, diantaranya yaitu: 
  1.   Obat herba biasanya diminum 2 sampai 3 kali sehari. 
  2. Umumnya obat herba diminum dalam keadaan hangat terutama untuk pengobatan sindrom luar. Setelah memintun obat, sebaiknya memakai selimut atau baju tebal supaya tubuh tetap hangat dan mudah mengeluarkan keringat. 
  3. Pada pengobatan sidrom panas, sebaiknya obat herba diminum dalam keadaan dingin.
  4. Untuk pengobatan sidrom dingin, sebaiknya obat herba diminum dalam keadaan panas. 
  5. Khusus untuk obat herba yang agak beracun sebaiknya diminum sedikit demi sedikit dengan interfal waktu yang agak sering.
6.  Petunjuk Selama Menjalani Pengobatan
Menjalani pengobatan dengan menggunakan obat herba pada prinsipnya sama dengan menjalani pergobatan dengan menggunakan obat kimia modern. Namun secara empiris obat herba memiliki banyak keunggulan diantaranya tidak memiliki efek samping negatif (dengan ketentuan digunakan sesuai anjuran), dan mempunyai efek konstruktit (membangun jaringan-jaringan tubuh yang rusak) dalam tubuh selama menjalani proses pengobatan. Artinya bahwa selama dalam pengobatan, obat herba mempunyai peranan ganda yaitu menyembuhkan penyakit se.ln memperbaiki organ-organ tubuh yang rusak.
Selama menjalani pengobatan dengan menggunakan obat herba, sebaiknya dikombinasi dengan terapi pengobatan lain seperti akupuntur, refleksi, reiki, chikung, prana dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar terapi pengobatan dengan menggunakan obat herba semakin bertambah efektif dan dapat mencapai basil pengobatan yang terbaik.